Lalu apa yang menjadi penyebab anggapan bahwa Tapak Suci dan Muhammadiyah sebagai tempatnya bernaung terasa berjarak dan kurang harmonis? Sebenarnya, yang menjadi persoalan utama adalah sebagai berikut.
Pertama, Muhammadiyah disibukkan dengan kegiatan-kegiatan eksternal dan pembinaan internal struktural saja. Hal demikian menyebabkan hubungan dengan ortom terasa tidak begitu akrab, bahkan ada pimpinan Muhammadiyah yang tidak mengenal siapa Ketua Tapak Suci di tingkatan strukturnya. Tentunya dengan kurangnya kegiatan-kegiatan dalam pembinaan ortom berdampak langsung pada ketidakharmonisan hubungan komunikasi.
Apalagi untuk ortom Tapak Suci, seolah kegiatan-kegiatan di ortom ini jauh dari jangkauan Muhammadiyah. Bisa jadi kurangnya komunikasi dan pembinaan kepada Tapak Suci karena dianggap masing-masing ortom telah memiliki sistem perkaderan sendiri. Namun bukan berarti komunikasi antara Muhammadiyah dan Tapak Suci dapat dianggap tidak begitu penting. Lahirnya friksi di Tapak Suci di berbagai daerah yang menyebabkan seolah Tapak Suci berdiri sendiri tanpa ayah (Muhammadiyah), menjadi bukti bahwa komunikasi itu sangat penting dibangun dalam rangka menanamkan ruh Muhammadiyah di tubuh Tapak Suci.
Kedua, Pola Tapak Suci yang berbeda dianggap asing oleh sebagian pimpinan Muhammadiyah. Adanya tingkatan dan nomenklatur struktural Tapak Suci, jauh berbeda dari ortom lainnya. Di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah contohnya, struktur kepengurusan dari pusat disebut dengan DPP IMM, di tingkat provinsi disebut DPD IMM, dan PC IMM di tingkat kota/kabupaten. Begitu pula dengan Pemuda Muhammadiyah dengan jenjang PP Pemuda Muhammadiyah, PW Pemuda Muhammadiyah, PD Pemuda Muhammadiyah. Dan di IPM serta ortom lainnya tidak jauh berbeda.
Hal yang berbeda ada di ortom Tapak Suci. Di Tapak Suci kepengurusan tingkat pusat, disebut dengan PP Tapak Suci Putera Muhammadiyah, sementara di tingkat wilayah ada perbedaan mencolok. Untuk masing-masing-masing wilayah di tingkat provinsi, Tapak Suci menyebutnya dengan Pimwil, bukan PW. Dan yang membedakan lagi, masing-masing Pimwil diberi nomor urut.
Penomoran ini dipercaya sebagai seri pendiriannya secara administrasi. Contoh, untuk Pimwil Tapak Suci Sumatra Barat, melekat nomor 14. Jadi, nomenklaturnya secara administrasi menjadi Pimwil 14 Tapak Suci Putera Muhammadiyah Sumatra Barat, bukan PW Tapak Suci Sumbar.
Baca halaman berikut!