Menu

Mode Gelap
Sukseskan Muktamar XX, Kader IMM Sumbar Siap Gebrak Palembang Audiensi HW ke UM Sumbar: Sinergi Musywil dan Milad ke-105 Aisyiyah Rekomendasikan Perbaikan Pemilu, Simak di Sini Tim MenaraMu Laporkan Pengembangan Media di Pleno PWM Pilkada Halal dan Bermartabat

Editorial · 31 Jul 2023 14:05 WIB ·

Tapak Suci, Anak Tiri atau Anak Kandung?


 Tapak Suci, Anak Tiri atau Anak Kandung? Perbesar

PWMSUMBAR.OR.ID – Keberadaan Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) adalah sama-sama sebagai organisasi otonom (ortom) dalam Persyarikatan Muhammadiyah, setara dengan ortom lainnya. Namun dalam kenyataannya, seolah berjarak dan terpisah cukup jauh.

Bila ditilik lebih jeli, sejak lahir pada 31 Juli 1963; yang artinya hingga kini genap berusia 60 tahun, Tapak Suci tetap berkinerja sebagai ortom Muhammadiyah yang selalu mengedepankan nilai-nilai yang terkandung dalam matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah.

Ikrar Tapak Suci poin lima, menyatakan, ‘Patuh dan Taat pada peraturan-peraturan serta percaya kepada kebijaksanaan pimpinan,’ hal itu menyiratkan bahwa seluruh Anggota Tapak Suci dan siswanya, akan tunduk dan menjunjung tinggi setiap kebijakan persyarikatan tempat perguruan seni beladiri ini bernaung.

Baca Juga:  Membangun Kekuatan Media Informasi Muhammadiyah di Era Society 5.0

Lalu benarkah ada jarak dan jurang pemisah seperti dikemukakan di atas? Apakah itu benar-benar terjadi dan berdampak pada eksistensinya sebagai ortom, dan siapa yang membuatnya demikian? Mari kita bahas pelan-pelan.

Kebersamaan dalam menjalankan tujuan dan cita-cita hidup Muhammadiyah, adalah keharusan yang melekat dalam setiap tubuh ortom yang ada, termasuk Tapak Suci yang dikenal sebagai salah satu organisasi beladiri yang malang-melintang hingga ke tanah Eropa, Amerika dan seluruh negara-negara yang ada di dunia.

Tapak Suci bukanlah organisasi beladiri berskala kecil yang dapat dipandang remeh. Keberadaan Tapak SUci, bahkan menjadi rebutan di berbagai kalangan. Selain dikenal sebagai organisasi beladiri yang kerap melahirkan pesilat-pesilat handal hingga tingkat dunia, Tapak Suci juga dipercaya sebagai perguruan pencak silat yang tidak saja mengedepankan keterampilan mengolah ragawi, namun juga membina akhlak dan perilaku anak didiknya (di Tapak Suci, peserta latihan disebut Siswa).

Baca Juga:  Jalan Tol Menuju Surga

Pada pembinaan-pembinaan dan perkaderan yang ada di tubuh Tapak Suci, apalagi berkaitan dengan ketingkatan (tingkatan-tingkatan sabuk) siswa hingga anggota (anggota adalah sebutan untuk pemegang sabuk biru dan hitam), selalu ditentukan dengan berbagai standar yang diselaraskan dengan kekaderan dalam Muhammadiyah.

Memang benar, nuansa bermuhammadiyah tidak melulu terasa dalam tubuh Tapak Suci. Hal itu disebabkan ortom satu ini bergerak di bidang olahragawi, dan dalam latihan-latihannya lebih 80 persen waktu terpakai untuk mengolah keterampilan bersilat. Para pelatih Tapak Suci yang terdiri dari para Kader, menggunakan sisa waktu untuk berdiskusi dan membina akhlak serta pendalaman keilmuan. Namun bukan berarti penguasaan kemuhammadiyahan menjadi dangkal dan tidak berisi.

Baca Juga:  Menggagas Pengembangan Wadah Informasi Persyarikatan

Baca halaman berikut!

Artikel ini telah dibaca 377 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Pilkada Halal dan Bermartabat

22 Februari 2024 - 21:12 WIB

Menggapai Cita-cita Muhammadiyah di Bidang Informasi Publik

11 Februari 2024 - 14:20 WIB

Merawat Muhammadiyah Kultural

27 Desember 2023 - 22:31 WIB

Jasman Rizal

Putusnya Rantai Kader Aktivis, Tanggungjawab Siapa?

6 November 2023 - 08:30 WIB

Menjadikan Sumbar Demam MenaraMu

30 Oktober 2023 - 09:19 WIB

Membangun Kekuatan Media Informasi Muhammadiyah di Era Society 5.0

22 Oktober 2023 - 08:31 WIB

Trending di Editorial