DIGELITIK terus soal keterbukaan informasi di Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat akhirnya tak tahan juga. Langkah taktis pun harus ditempuh.
Kritikan tajam selama ini, memang kerap diarahkan ke PWM dan segenap jajaran Muhammadiyah di Sumbar. Kegiatan-kegiatan persyarikatan nyaris tak terjamah media massa. Padahal banyak yang inspiratif dan penting.
Ada banyak prestasi, tetapi orang tidak tahu. Banyak personil pimpinan dan anggota Muhammadiyah meraih prestasi gemilang, sejak dari tingkat provinsi hingga skala nasional dan global, tapi orang tidak kenal.
Ironisnya, segala pakar, ilmuwan, dan ahli ada di Muhammadiyah, tapi pelit berbagi informasi. Para pimpinan juga begitu. Saling berbagi informasi itu, minta ampun sulitnya.
Akibat dari perilaku ‘tertutup’ itu, ketika ada peristiwa-peristiwa urgent muncul di masyarakat, pimpinan Muhammadiyah yang santiang-santiang tak dilirik jurnalis, wartawan, dan insan pers untuk dimintai keterangan.
Sebutlah misalnya ada aliran sesat di sebuah kampung, orang ahli di bidang itu di Muhammadiyah pasti tidak dihubungi wartawan untuk dimintai pendapatnya. Atau pertanian, ketika petani menjerit sulitnya mendapat pupuk karena langka di pasaran, pakar ekonomi dan pertanian di Muhammadiyah tidak dilirik untuk dimintai pendapat.
Begitu juga soal penetapan jadwal shalat, masuknya 1 Rahadhan, Syawwal, dan lain-lain. Amal usaha Muhammadiyah yang diusai-usai orang tak bertanggungjawab saja, juga tak banyak masuk media massa.
Tak ingin kegiatannya diekspos dan pelit berbagi informasi, sudah menggurita sejak lama di Muhammadiyah, khususnya di Sumatera Barat.
Kini, di bawah kepemimpinan trio hebat: Ketua Dr. Bakhtiar, M.Ag., Sekretaris Drs. H. Apris, MM., dan Bendahara Muhammad Najmi, serta didukung oleh segenap pimpinan, era pelit berbagi informasi itu nampaknya segera berakhir.
Kegiatan-kegiatan internal Muhammadiyah sudah mulai ter-cover media massa umum, baik cetak maupun elektronik. Beberapa wartawan profesional dan kompeten juga sudah dirangkul. Targetnya sih, berdirinya wadah berhimpun para wartawan ber-NBM, baik skala nasional maupun lokal Sumbar.
Hal yang amat fenomenal dan perlu dicatat adalah: PWM Sumbar membuat sejarah baru dalam hal keterbukaan informasi publik, seiring dengan hadirnya website resmi pwmsumbar.or.id. Kendati belum launching, tapi terpantau sudah sangar update. Berita-berita dari daerah sudah nampak bermunculan.
Berkunjung ke website Muhammadiyah Sumbar itu, informasi yang terhidang tidak melulu dalam format news, tetapi juga ada informasi tentang keorganisasian, tokoh, panduan-panduan, dan hal-hal lain terkait keberadaan Muhammadiyah di Minangkabau ini.
Semoga ini pertanda baik. Selamat memasuki era keterbukaan informasi, dan selamat tinggal era pelit informasi. Tertutup dan enggan dipublikasi, kini memang sudah tidak laku.(MUSRIADI MUSANIF)