Menu

Mode Gelap
Sukseskan Muktamar XX, Kader IMM Sumbar Siap Gebrak Palembang Audiensi HW ke UM Sumbar: Sinergi Musywil dan Milad ke-105 Aisyiyah Rekomendasikan Perbaikan Pemilu, Simak di Sini Tim MenaraMu Laporkan Pengembangan Media di Pleno PWM Pilkada Halal dan Bermartabat

Kolom Ketua · 8 Jul 2023 11:41 WIB ·

Refleksi Milad ke-106: Gerakan Aisyiyah Mewujudkan Perempuan Tangguh


 Bakhtiar. (Dok.Istimewa) Perbesar

Bakhtiar. (Dok.Istimewa)

Oleh Dr. Bakhtiar, M.Ag
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar

 

SABTU, 8 Juli 2023 ini, Aisyiyah Wilayah Sumatera Barat (Sumbar) menghelat puncak peringatan miladnya ke-106 di Masjid Raya Sumbar.

Pemilihan lokasi ini untuk peringatan puncak milad, tentu memiliki arti sangat strategis untuk menunjukkan pada publik, bahwa Aisyiyah semakin eksis dan semakin kuat di Ranah Minang.

Dikatakan demikian, karena mesjid raya secara fisik saat ini, menjadi simbol bagi eksistensi dan perkembangan Islam di Bumi Minangkabau. Tiga ribuan warga Aisyiyah datang dari berbagai pelosok Sumbar. Mereka mewakili daerah-daerah.

Pada milad kali ini dihadiri langsung Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Salmah Orbayinah, dan ketua yang membidangi ekonomi, Latifah Iskandar.

Dalam masa 106 tahun ini, Aisyiyah telah memberikan kontribusi konkret dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK), selama ini bagian perhatian serius yang digarap sejak satu abad lalu. Kini, lembaga pendidikannya pada tingkat ini sudah hampir merata di seluruh tanah air.

Baca Juga:  Kemiskinan dan Bangunan Sosial yang Rapuh

Bukan hanya itu, Aisyiyah juga mengkonsentrasikan dirinya dalam mengayomi dan mendidik anak-anak terlantar dan dhuafa. Pada aras ini, ratusan panti asuhan yang dikelolanya juga tersebar rata di pelosok-pelosok kota dan kampung, desa atau nagari. Jumlahnya melebihi yang dimiliki pemerintah. Ribuan anak telah diselamatkan Aisyiyah masa depannya.

Selain itu, Aisyiyah dalam gerakannya merambah pula pada bidang kesehatan. Puluhan klinik dan rumah sakit telah hadir dalam mengatasi persoalan kesehatan masyarakat.

Memasuki abad kedua Muhammadiyah, Aisyiyah dengan begitu sangat kuat memperluas wilayah dakwahnya, dengan menghadirkan perguruan tinggi, baik dalam bentuk universitas dan institut, maupun sekolah tinggi dan vokasi.

Aisyiyah tidak hanya sibuk mengurusi amal usahanya, tetapi juga sangat aktif dan agresif dalam merespon dan menyikapi fenomena sosial, yang muncul di tengah-tengah masyarakat. Sebutlah misalnya, peran Aisyiyah dalam menyelesaikan masalah stunting dan TBC. Termasuk pula dalam konteks ini, melakukan pembinaan terhadap anak-anak yang sedang mendekam di rumah tahanan negara.

Baca Juga:  Penyembelihan Hewan Kurban: Antara Kepatuhan dan Saling Mempercayai

Dalam usianya yang ke-106 ini, Aisyiyah terus melaju menggerakkan ekonomi umat dengan menghadirkan sekolah kewirausahaan. Program ini secara nyata didominasi anak-anak muda perempuan, dan bergerak secara masif. Semua yang dikelola dan digerakkan Aisyiyah, sebagai upaya untuk ikut menyelesaikan persoalan-persoalan yang melilit bangsa ini, yang tiada henti dirundung malang.

Pada konteks Sumbar, Aisyiyah sudah hadir bersamaan dengan kehadiran Muhammadiyah dari awal tahun 1925. Hal itu, berarti sudah 98 tahun Aisyiyah terlibat secara aktif, dalam mencerahkan dan menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat di Ranah Minang.

Kontribusi Aisyiyah ini ditandai dengan kehadiran ratusan lembaga PAUD dan TK yang tersebar di hampir seluruh pelosok Sumbar. Anak asuh dengan panti asuhannya juga menyebar di nagari-nagari.

Hingga kini, Aisyiyah terus mengembangkan lembaga pendidikannya pada tingkat yang lebih tinggi, seperti SLTP dan SLTA. Sedangkan Perguruan Tinggi Aisyiyah telah menghadirkan Politeknik Aisyiyah (Polita).

Begitu pula dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, Aisyiyah terus mengembangkan klinik dan rumah sakit meskipun dalam keterbatasan.

Baca Juga:  Mereka Mengadu ke Lazismu

Dalam pada itu, tantangan yang dihadapi saat ini dan ke depan tentunya lebih besar lagi. Ketahanan keluarga tampak begitu sangat rapuh, tingkat perceraian semakin meningkat, terutama yang diinisiasi perempuan dalam bentuk cerai gugat.

Kekerasan terhadap perempuan dan anak, sudah menjadi fenomena sosial yang sudah menjadi fakta tidak terbantahkan. LGBT dan narkoba meruyak di mana-mana dengan pelakunya sampai tingkat elit. Aqidah umat juga semakin ditipiskan dan digeruskan berbagai perkembangan sains dan teknologi.

Merespons semua ini, tentunya Aisyiyah tidak mungkin lagi mengelola dan menggerakkan biasa-biasa saja, tetapi dituntut untuk bekerja lebih keras dan cerdas lagi. Berlari lebih kencang untuk mengejar ketertinggalan dari wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Gerakan dimaksud, dibangun atas optimisme dan kolaborasi, bukan hanya di internal Muhammadiyah melainkan juga luar sana.

Selamat Milad Aisyiyah ke-106, dan kita sambut satu abad Muhammadiyah-Aisyiyah di Minangkabau.***

Artikel ini telah dibaca 169 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Mereka Mengadu ke Lazismu

14 Agustus 2023 - 14:46 WIB

Ketua PDM Kota Payakumbuh, Dr. Irwandi Nashir.

Merenungkan Satu Abad Muhammadiyah di Ranah Minang

4 Juli 2023 - 23:58 WIB

Yosmeri Yusuf. (Dok.Istimewa)

Gulungan Otak dan Catatan Amal

4 Juli 2023 - 14:50 WIB

Irwandi Nashir. (Dok.IST)

Penyembelihan Hewan Kurban: Antara Kepatuhan dan Saling Mempercayai

3 Juli 2023 - 13:09 WIB

Bakhtiar. (Dok.Istimewa)

Menakar Kemampuan Berkurban

2 Juli 2023 - 10:31 WIB

Muhammad Izzul Muslimin. (Muhammadya)

Membangun Kembali Media Lokal Muhammadiyah

29 Juni 2023 - 18:47 WIB

Ketua PWM Sumbar, Bakhtiar. (IST)
Trending di Kolom Ketua