PURA-PURA JADI MUHAMMADIYAH
Oleh
Mantan Sekretaris PW Muhammadiyah Sumbar
Persoalan lain muncul manakala kita sering menjumpai ada sebagian orang yang mengaku Muhammadiyah
bahkan merasa sangat Muhammadiyah namun perilakunya menunjukkan sebaliknya.
Kelompok-kelompok ini dapat dibagi dalam beberapa varian.
Pertama, sinisMu, atau kelompok yang selalu sinis terhadap sepak terjang gerakan Muhammadiyah.
Apapun yang dilakukan oleh orang-orang Muhammadiyah dalam usaha mengembangkan dakwahnya selalu dipandang sebelah mata.
Sinis itu dapat difahami sebagai sikap mengejek atau memandang rendah, tidak melihat suatu kebaikan apa pun
dan meragukan sifat baik yang ada pada sesuatu.
Uniknya
jenis manusia ini tetap berada di rumah besar Muhammadiyah dengan segala keanehannya.
Kedua, oportunisMu, sebuah paham yang semata-mata hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dari
kesempatan yang ada tanpa berpegang pada prinsip tertentu.
Banyak orang yang sekedar nunut urip di Muhammadiyah tanpa berbuat sesuatu yang dapat membesarkan Muhammadiyah. Mencari keuntungan secara materi maupun
bentuk lainya tanpa berkontribusi nyata
Ketiga, pengurusMu, varian ini adalah jenis kelompok manusia yang tahunya Muhammadiyah itu eksis hanya setiap 5 tahun sekali.
Saat Musran, Muscab, Musda dan seterusnya. Mereka semangat saat
mengikuti musyawarah, vocal, ide-idenya melangit namun setelah SK sebagai pengurus turun tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi, akan muncul lagi saat agenda musyawarah 5 tahunan itu digelar.
Keempat, parasitMu, jenis kelompok orang yang hidupnya menjadi beban (membebani) orang lain. Kelompok ini sesungguhnya menjadi beban bagi Muhammadiyah sebab mereka bekerja di Muhammadiyah namun ngajinya di tempat lain, bayar zakatnya
tidak lewat LazisMu, bikin amal usaha sendiri yang serupa dengan
milik persyarikatan Muhammadiyah, sering minta bantuan yang
mengatasnamakan persyarikatan padahal untuk kepentingan pribadinya.***
(Disampaikan saat pengajian daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Agam di Masjid Al hikmah Batu Kambing, Kec.Ampek Nagari (Agam), Minggu (8/10)