Limapuluh Kota, Menaramu – Pimpinan Ponpes Al Kautsar Muhammadiyah Harau Kabupaten Limapuluh Kota melakukan kunjungan ke Makkah-Madinah. Kunjungan itu dalam rangka umroh sekaligus menjajaki kerjasama pendidikan dengan kedutaan Arab Saudi.
Dalam perjalanan itu, rombongan yang dipimpin Dr. H. Abdul Jabbar melakukan kunjungan pertama ke Jamiah Ummul Qura di Mekah. Langsung diterima oleh Dr. Abdurahman Al Qarni selaku Dekan Fakultas di Mahad Talim Lughoh Ligoiri Natiqin.
Menurut Dr. Abdurrahman Al Qarni menyebutkan, di Arab Saudi terdapat 51 Universitas yang tersebar di berbagai daerah dengan fakultas keilmuan yang beragam, baik untuk S1, S2 dan S3.
“Bagi siapapun yang mau mendaftar kuliah di Saudi, pemerintah membuka peluang itu dengan satu jalur pintu pendaftaran yaitu secara online,” Tuturnya.
Di Ummul Qura khususnya di Ma’had Talim Lughoh Ligoiri Natiqin, ulasnya, banyak dari orang Indonesia yang menyelesaikan pendidikan bahasa Arab.
Di samping itu, dalam kurikulum baru dan buku ajar bahasa arab yang dipakai untuk mahasiswa asing silsilah lughoh (memperbanyak hiwar dalam satu kata, kitab ini kelebihannya bisa diakses langsung via barcode sehingga muncul tampilan video orang sedang percakapan).
“Bahkan kami kemarin bertemu dengan para dosen, akademisi dan mudir pesantren modern yang sedang tadrib langsung selama 2 pekan untuk mendalami kurikulum silsilah lughoh tersebut”, ujarnya menjelaskan.
Pimpinan Ponpes Al Kautsar Ustadz Dafri Harweli mengungkapkan rasa bahagianya atas perjalanan yang dilakukan keluarga besar Ponpes Al Kautsar. Perjalanan selama 13 hari dari 18-31 Desember 2023 tersebut memberikan pengalaman luar biasa.
“Dunia ini sangat luas, jika ingin maju dan berkembang kita barus lihat negara lain. Jangan hanya berdiam diri dan merasa hebat di negara sendiri. Namun bandingkan dengan negara lain,” sebutnya.
Menurutnya, lembaga pendidikan di Timur Tengah lebih maju dal sistem pendidikannya dan bisa menjadi referensi pengembangan pendidikan di Indonesia.
“Ada begitu banyak peluang untuk melanjutkan Study di luar negeri. Seperti di Ummul Qura Mekah, UIM Madinah, Libia, Uzbekistan, Maroko, Sudan, dan lain-lain. Maka kita harus aktif mencari informasi dan menyiapkan diri untuk bisa mengirimkan santri,” sebutnya.(Nauri A)