Oleh Apris, Sekretaris PWM Sumbar
ADA ungkapan menarik dari Dr. KH Saad Ibrahim, MA, ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, ketika memberikan tausiyah di hadapan Anggota PWM Sumbar, bersama pimpinan UPP dan Ortom tingkat wilayah beberapa waktu yang lalu di Gedung Dakwah Muhammadiyah Padang.
Beliau sebelumnya adalah ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Menurutnya, di Muhammadiyah Jawa Timur, prinsip kepemimpinan yang selalu dikembangkan adalah semangat fastabiqul khairat.
Menurutnya, dengan semangat itu, setiap unsur pimpinan di semua lini, baik horizontal maupun vertikal, didorong untuk berlomba-lomba bekerja lebih maksimal dalam semangat kompetitif melaksanakan amanah, dan dengan semangat itu pula telah membuahkan hasil kerja yang maksimal. Sesama pimpinan terjadi saling berlomba melaksanakan kegiatannya dengan hasil yang terbaik.
Gerak Persyarikatan Muhammadiyah di Jawa Timur, memang mengalami kemajuan yang amat pesat, bila dibandingkan dengan wilayah lainnya. Kemajuan itu terlihat dalam berbagai hal, seperti konsolidasi organisasi, amal usaha pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Muhammadiyah berkibar di provinsi paling timur Pulau Jawa itu.
Apa yang diampaikan Kiyai Saad itu, patut menjadi perhatian dan renungan bagi segenap pimpinan Muhammadiyah di Sumbar, yang baru saja terpilih diberi amanah menjadi pimpinan.
Meskipun ungkapan fastabiqul khairat, yang merupakan potongan ayat Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 147 itu, sudah tidak asing lagi, tetapi pemahaman serta implementasinya masih belum maksimal dipraktekkan.
Memimpin dengan semangat fastabiqul khairat, berarti melakukan tugas-tugas kepemimpinan dengan semangat kompetitif, inovatif dan penuh motivasi, terencana dan terukur dalam bingkai kolektif dan kolegial.
Memimpin dengan semangat fastabiqul khairat berarti berlomba-lomba untuk melakukan yang terbaik dalam melaksanakan amanah yang diembannya, merasa risih dan malu tidak hadir dan tidak berbuat, tanpa alasan yang bisa dipertangungjawabkan.
Semangat dengan indikator seperti di atas, tentu akan sangat besar pengaruhnya kepada hasil kerja dalam memimpin dan memajukan persyarikatan. Persoalannya terletak sampai dimana kemauan dan kesadaran untuk mengimplemetasikannya dalam kedudukan sebagai pimpinan persyarikatan yang sedang diberi amanah.
Dalam realitasnya masih banyak di dapati betapa kita tidak rela mengorbankan waktu untuk diwakafkan guna melaksanakan tugas, seperti kesediaan menghadiri rapat–rapat, yang biasanya diadakan secara berkala sekali seminggu.
Sering terjadi yang hadir hanya separuhnya saja, lantas yang separuhnya lagi berhalangan. Dan yang separuh hadir itu wajahnya sering itu ke itu juga, lantas yang lainnya ke mana. Fenomena ini agaknya hampir menyeluruh disetiap tingkat kepemimpinan.
Kehadiran dalam rapat tentu akan sangat berpengaruh signifikan terhadap pelaksaan program dan kegiatan organisasi, terutama dalam menindaklanjuti keputusan Tanfiz Muktamar, Musywil, Musyda dan tanfiz Muscab.
Dalam sistem organisasi Muhammadiyah, setiap wakil-wakil ketua diberi tugas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan program dalam bidang-bidang tertentu, sekaligus mengkoordinir dan mengarahkan Unsur Pembantu Pimpinan (UPP) yang berada di bawah koordinasinya.
Di samping itu, sebagai anggota pimpinan yang bersangkutan juga punya tanggung jawab sebagai pembina daerah, cabang atau ranting.
Bisa dibayangkan, bila seorang pimpinan persyarikatan jarang hadir dalam rapat pimpinan, apa yang bisa dilakukannya.
Dia tidak terlibat dalam pembahasan perencanaan, dalam eksekusi kegiatan juga tidak bisa melakukan evaluasi terhadap jalannya program. Belum lagi adanya persoalan-persoalan mendesak untuk dibahas atau ditindak lanjuti, harus segera dibicarakan melalui rapat yang tidak mungkin menunggu sampai satu minggu, bisa saja dalam bentuk rapat harian.
Belum lagi adanya instruksi dari struktur pimpinan persyarikatan di atasnya yang harus segera ditindaklanjuti. Demikian pula dengan adanya undangan dari internal organisasi atau eksternal yang harus di hadiri. Semuanya itu tentu menghendaki kehadiran para pimpinan di kantor persyarikatan secara berkala dengan waktu yang sengaja di sediakan.
Kita patut memberikan apresiasi kepada sebagian pimpinan persyarikatan yang dengan sengaja telah menyediakan waktu serta bekerja dengan ikhlas dan sunguh-sungguh dalam mengemban amanah. Mereka hadir dalam rapat-rapat yang sudah dijadwalkan, baik rapat mingguan maupun rapat insidental.
Dia punya jadwal mengantor yang sengaja dialokasikan sekian hari dalam seminggu di luar jadwal rapat resmi. Dia lakukan koordinasi dengan UPP yang di koordinirnya, dia lakukan komunikasi intensif dengan PDM, PCM dan PRM yang di bawah pembinaanya. Terhadap tipe pimpinan yang seperti ini kita dorong sepenuhnya untuk terus berbakti.
Kepada pimpinan persyarikatan yang masih lalai dalam melaksanakan tugas dan amanah organisasi, ke depan tentu sudah harus diubah. Tumbuhkan rasa segan dan iri, serta rasa risih, kenapa yang lain bisa dan mampu, kenapa yang lain programnya sudah banyak yang jalan, sementara saya belum sempat mengadakan koordinasi dan komunikasi.
Dengan kata, lain tumbuhkan semangat Fastabiqul Khairat diantara sesama pimpinan persyarikatan. Sehingga dengan semangat itu terjadi kompetisi positif dalam memajukan persyarikatan. Anggota pimpinan berkompetisi sesamanya, diantara UPP berkompetisi pula sesamanya.
Demikian pula ortom berkompetisi sesamanya, juga dengan pimpinan dan karyawan AUM berkompetisi pula dengan AUM yang lain. Kompetisi yang kita kembangkan dan pupuk itu adalah kompetisi dengan semangat fastabiqul khairat, berlomba-lomba untuk kebaikan.
Belomba-lomba untuk memajukan persyarikatan, dan berlomba-lomba pula meraih pahala dan keridhaan Allah SWT sebagai bekal hidup kita ketika kelak kembali menghadap Allah SWT.
Momentum peringatan tahun baru Hijriyah 1 Muharram 1445 saat ini, agaknya waktu yang tepat untuk melakukan tajdid semangat fastabiqul khairat itu, sehingga apa yang menjadi harapan Ketua PWM Sumbar Buya Bakhtiar, percepatan dalam berbagai bidang program dan kegiatan persyarikatan di setiap tingkat pimpinan bisa kita wujudkan. Insya Allah.***