YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, menyampaikan apresiasi terhadap petugas TPS di seluruh Indonesia dan mancanegara bersama perangkatnya.
Hal itu disampaikan Haedar ketika ditemui rekan media selepas menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara Indonesia, di TPS 12 Jalan Sunan Kudus, Kampung Rukeman, Peleman, Rabu (14/2).
“Kami harapkan pelaksanaannya sesuai konstitusi. Ini adalah suara rakyat yang tulus datang ke TPS dan yakin masyarakat memilih dengan hati dan pilihan yang rasional, maka diharapkan proses penghitungan sampai tuntas nanti dapat berjalan baik sesuai dengan aturan dan tidak ada kekeliruan dan kesalahan dan sesuai dengan azas luber jurdil bermartabat dan beretika luhur serta menjaga prinsip aturan dan konstitusi,”tutur Haedar.
Haedar berharap, semua pihak harus menghormati pilihan rakyat dan menerima hasil Pemilu dengan sikap legowo, satria, sikap kenegarawanan dengan semangat berbangsa dan bernegara yang positif.
“Bilamana ada persengketaan Pemilu, entah karena penyimpangan yang tidak disengaja, atau penyimpangan yang tidak sesuai dengan ketentuan, maka pakai prinsip hukum dengan koridor yang berlaku,” imbuh Haedar.
Dan diharapkannya, KPU, Bawaslu dan MK serta seluruh institusi yang memproses hal-hal yang bersifat sengketa Pemilu, dapat diselesaikan dengan aturan yang berlaku.
“Penyelesaiannya pun harus akuntabel, terbuka, sehingga nanti hasilnya memuaskan semua pihak, krena sengketa diselesaikan secara hukum dan transparan,” imbuhnya.
Selain itu, Haedar juga berpesan kepada pemenang Pemilu, nantinya tetap legowo dengan jiwa kenegarawanan untuk memanfaatkan mandat rakyat ini dengan sebaik-baiknya, jangan jumawa, jangan merasa adigang adigung adiguna, tetap rendah hati. Karena di balik kemenangan itu ada tanggung jawab yang berat di masing-masing pundak yang menerima mandat.
“Kemenangan itu adalah mandat terberat yang harus dilakukan dengan amanah, fathonah, dan harus berdiri di atas kepentingan rakyat dan negara bukan lagi berdsarakan kepentingan golongan, partai politik dan kepentingan pribadi primordialisme,”tegas Haedar. (muhammadiyah.or.id/Ed: NI)