Menu

Mode Gelap
Sukseskan Muktamar XX, Kader IMM Sumbar Siap Gebrak Palembang Audiensi HW ke UM Sumbar: Sinergi Musywil dan Milad ke-105 Aisyiyah Rekomendasikan Perbaikan Pemilu, Simak di Sini Tim MenaraMu Laporkan Pengembangan Media di Pleno PWM Pilkada Halal dan Bermartabat

Nasional · 8 Nov 2023 09:48 WIB ·

Pandangan Muhammadiyah Tentang Politik sebagai Media Dakwah


 Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. (Foto: Courtesy muhammadiyah.or.id) Perbesar

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. (Foto: Courtesy muhammadiyah.or.id)

JAKARTA – Menjadikan politik sebagai media dakwah, berarti berusaha untuk menghadirkan dan mentransformasikan ajaran Agama Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Demikian pandangan Muhammadiyah tentang politik sebagai media dakwah yang disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti pada (5/11) dalam Gerakan Subuh Mengaji (GSM) PWA Jabar.

Merujuk pada Surat An Nahl ayat 125, memaknai tentang hikmah dalam surat tersebut, Abdul Mu’ti menyebutkan terdapat tiga makna dari hikmah, salah satunya adalah siyasah atau politik.

“Itu semua menunjukkan bahwa menggunakan berbagai pendekatan dalam berdakwah itu adalah bagian dari kita mengajak manusia berada pada jalan Allah,” ungkapnya.

“Oleh karena itu Muhammadiyah berpendapat dan berpandangan bahwa berpolitik adalah bagian dari kita berdakwah, berpolitik itu bagian dari strategi bagaimana kita mengajak manusia agar bisa berada pada jalan Tuhan, jalan Allah yang lurus dan jalan yang benar,” sambung Mu’ti.

Baca Juga:  Abdul Mu'ti: Al Qur'an Fondasi Membangun Peradaban

Politik sebagai media dakwah juga diungkapkan oleh Prof. Kuntowijoyo dengan istilah yang berbeda, Prof Kunto menyebutkan strategi dakwah meliputi strategi dakwah kultural dan struktural – dakwah politik masuk dalam strategi struktural.

Abdul Mu’ti mengatakan, aktor memegang peran penting dalam strategi dakwah struktural. Oleh karena itu, dia mendorong kader Muhammadiyah yang terjun dalam medan politik dapat berperan untuk menyukseskan dakwah Muhammadiyah.

Strategi dakwah struktural juga digunakan oleh Wali Songo. Mereka menyebarkan agama Islam melalui pendekatan ke raja-raja atau pemimpin setempat agar memeluk Agama Islam, kemudian diikuti oleh rakyatnya.

“Kalau kita sekarang punya pejabat, misalnya pejabatnya itu rajin salat berjamaah maka pegawainya akan rajin berjamaah,” tuturnya.

Baca Juga:  Aksi Nyata ‘Aisyiyah Peduli Lingkungan, Kolaborasi dengan Berbagai Pihak

Begitu juga sebaliknya, sebagaimana kejadian di suatu desa yang sempat viral – lurah melakukan korupsi dana desa ratusan juta dan digunakan untuk nyawer di tempat hiburan. Mu’ti menyebut pejabat semacam itu harus ‘dijewer’.

Selain memanfaatkan aktor, politik sebagai media dakwah juga bisa dengan memanfaatkan saluran-saluran politik seperti Partai Politik (Parpol). Karena Muhammadiyah bukan parpol, maka kader yang ingin terjun ke medan politik memiliki hak untuk bergabung dengan parpol. (ni/source: muhammadiyah.or.id)

Artikel ini telah dibaca 24 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Aisyiyah Rekomendasikan Perbaikan Pemilu, Simak di Sini

23 Februari 2024 - 09:44 WIB

Ditjen Vokasi Luncurkan Program Doktor Terapan

21 Februari 2024 - 09:11 WIB

Kominfo Segera Tindaklanjuti Perpres Publisher Rights

21 Februari 2024 - 08:49 WIB

Ini Catatan Abdul Mu’ti untuk Pemilu 2024

20 Februari 2024 - 19:15 WIB

Munas Tarjih, Momentum Berkumpulnya Pakar, Ulama, dan Intelektual

19 Februari 2024 - 18:39 WIB

Cek! Tiga Agenda Penting Munas Tarjih ke-32 di Pekalongan

18 Februari 2024 - 07:59 WIB

Trending di Nasional