Padang – Ratusan Pemuda Muhammadiyah dari unsur pimpinan daerah dan cabang se-Sumatra Barat menyemarakkan pembukaan musyawarah wilayah (Musywil) ke-XVII di Kompleks Asrama Haji, Sabtu (4/11/2023).
Hadir langsung ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dr. Nurhadianto, PWM dan PWA Sumbar, Gubernur Sumbar diwakili Kabiro Kesra, Al Amin, Komut Semen Padang, Agus Syamsudin, Komisioner KPU Sumbar, Jons Manedi, Ketua KNPI Sumbar Nanda Satria, PDM dan PDA Kota Padang serta jajaran PWPM Sumbar.
Dari laporan panitia, tercatat sebanyak 546 orang peserta yang berasal dari pimpinan wilayah, daerah dan cabang Pemuda Muhammadiyah. Sementara, sebelumnya Panlih telah menetapkan 31 calon formatur yang memenuhi syarat.
Ketua PWPM Sumbar, Deri Rizal mengungkapkan, musywil ke-XII Pemuda Muhammadiyah Sumbar merupakan sebuah proses dalam melanjutkan estafet kepemimpinan untuk periode 2023-2027.
“Alhamdulillah, ini merupakan pertanda telah sampainya di penghujung masa tugas PWPM masa 2018-2022. Sudah banyak juga yang telah kita lakukan bersama, dan tentunya perlu penyempurnaan di pimpinan berikut,” ungkap Deri.
Sementara itu, Ketua KNPI Sumbar, Nanda Satria mengapresiasi eksistensi Pemuda Muhammadiyah dalam menggerakkan khazanah kepemudaan di Sumatra Barat.
“Tentunya, ke depan kita perlu menciptakan harmoni bersama membangun pemuda dan Sumatra Barat menyongsong Bonus Demografi 2045,” ungkap Nanda sembari mengutarakan keinginannya untuk menjadi bagian dari Pemuda Muhammadiyah.
Gubernur Sumbar diwakili Kabiro Kesra, Al Amin menyebutkan, Pemuda Muhammadiyah merupakan pelopor, pelangsung dan pelanjut Muhammadiyah.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Sumbar butuh peran pemuda dalam mendorong pembangunan, sebab, pembangunan tidak bisa dilakukan oleh Gubernur saja, atau kelompok, tapi semua komponen, termasuk Pemuda Muhammadiyah.
“Pemuda Muhammadiyah harus tegak lurus dengan persyarikatan dan juga terus berkontribusi membangun Sumatra Barat ke depannya,” ujarnya menyampaikan harapan.
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Nurhadianto mengaku sangat senang hadir di Sumbar. Menurutnya, secara historis tokoh Muhammadiyah Sumbar sangat erat hubungannya dengan kampung halamannya di Kalimantan Barat.
“Muhammad di Sambas dibawa oleh tokoh dari Sumatra Barat. Tahun 60-an sudah ada SMP Muhammadiyah Simpang empat, kami sekolah di situ,” tuturnya.
Terkait Musywil, Nurhadianto mengharapkan bisa menjadi momentum penting melahirkan pimpinan yang ideal dan loyal dalam menggerakkan semua potensi Pemuda Muhammadiyah di Sumbar ke depannya.
PWM Sumbar, Dr. Murisal dalam kesempatan itu mengingatkan Pemuda Muhammadiyah Sumbar untuk tegak lurus dengan Ad/art dalam menjalankan musyawarah wilayah. Jangan sampai ada pelanggaran, ataupun kegaduhan yang bukan menjadi budaya di Muhammadiyah.
“Selamat melaksanakan Musywil, jalankan dengan gembira dan tegak lurus dengan aturan. Selesai Musywil semua bersatu dalam menggerakkan Muhammadiyah di Sumbar,” tutupnya.