Irina Bokova salah seorang juri dalam Zayed Award mengungkapkan para juri bersifat independen dan melakukan diskusi dengan pikiran terbuka.
“Kami sangat menghargai individu dan organisasi yang benar-benar mengubah kehidupan masyarakat. Kami datang ke organisasi-organisasi di Indonesia. Indonesia adalah negara Muslim di dunia yang memiliki dua organisasi yang didirikan selama lebih dari seratus tahun, yakni Muhammadiyah dan NU,” tuturnya.
Iriana menambahkan, kerja-kerja perdamaian yang dilakukan Muhammadiyah dan NU tidak hanya fokus pada moderasi tetapi juga keterlibatan sosial, melalui pendidikan dan kesehatan.
“Apa yang dilakukan Muhammadiyah dan NU telah menyentuh kehidupan ribuan orang,” ucapnya.
Zayed Award for Human Fraternity didirikan pada 4 Februari 2019 sebagai kelanjutan dari pertemuan antara Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb dan Paus Fransiskus di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Perttemuan itu menghasilkan Deklarasi Abu Dhabi, yang disebut Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Berdampingan.
Zayed Award diadakan untuk mengapresiasi individu dan entitas yang berkontribusi besar terhadap kemajuan peradaban manusia dan hidup berdampingan secara damai.
Penominasian penerima Zahed Award telah dibahas para juri pada awal Desember lalu di Roma. Salah satu jurinya adalah Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 RI, yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan. Juri lainnya Jayed Award 2024 adalah Kardinal Leonardo Sandri (Prefect Emeritus of the Holy See Dicastery for Oriental Churches), dan Rebeca Grynspan Mayufis (Secretary General of the United Nation Conference on Trade and Development/UNTAC). (source: pwmu.co/muhammadiyah.or.id/Ed. NI)