PIMPINAN Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat di bawah kepemimpinan Ketua Dr. Bakhtiar dan Sekretaris H. Apris, MM., menggelorakan semangat penyebarluasan informasi aktivitas persyarikatan, menggunakan berbagai platform media massa, baik berbasis media sosial maupun produk jurnalistik.
Ini jelas menjadi lompatan kebijakan yang sangat luar biasa. Bila selama ini, jarang kita menemukan pimpinan Muhammadiyah yang begitu getol memperhatikan semangat literasi, ruh jurnalisme, dan semangat menyebarluaskan informasi persyarikatan, maka pada periode ini terlihat nyata gelora semangat itu.
Masih kurang satu tahun kepemimpinannya, kedua tokoh Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) ini, dan mendapat dukungan dari seluruh personil pimpinan PWM, banyak masyarakat yang sudah mengakui, mereka mulai bisa mendapatkan informasi tentang Muhammadiyah dengan mudah, khususnya dari aplikasi-aplikasi berbasis internet.
Teranyar, PWM Sumbar merilis media informasi internal tapi berbasis profesional bernama MenaraMu yang dapat diakses melalui pwmsumbar.or.id. Kendati masih dalam tahap konstruksi, tapi sajian informasinya sudah cukup bagus. Pengaksesnya pun menyebar ke seluruh daerah.
Jarang bisa ditemukan, sebuah media online yang terbit di daerah tumbuh dengan grafik pengunjung yang begitu cepat. Bahkan, menurut dua AMM yang mengelola website itu; Nova Indra dan Riki Chandra, pada awal-awal di-launching, pernah diakses pembaca hingga ribuan dalam sehari.
Bila pada triwulan pertama, MenaraMu pwmsumbar.or.id menerapkan pola tradisional peliputan, yaitu dengan ‘menanam’ reporter-reporter daerah, maka pada triwulan kedua ini dilengkapi dengan metode baru, yakni peliputan berbasis PDM. Dengan sistem ini, kehadiran MenaraMu diharap dapat melakukan ekselerasi pengembangan media dan menjemput ruh jurnalisme yang potensinya luar biasa.
Dalam suatu diskusi dengan ‘para petinggi’ MenaraMu pwmsumbar.or.id, di antaranya Bakhtiar, Apris, Yosmeri Yusuf, dan Imdibkri, terlihat begitu nyata semangat menggelora menjemput ruh jurnalisme itu.
Konsep peliputan berbasis daerah yang kini dikembangkan, sedang dan akan dilakukan di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Agam, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, dan Payakumbuh, plus satu amal usaha, sebagai pilot project atau proyek percontohan.
Di Agam dan Pasbar yang sudah mendapat sosialisasi tentang metode ini, semangat jurnalisme terlihat mulai membara. Agam, yang saat ini ketua PDM-nya pernah menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Buya Mursyidi didampingi Sekretaris PDM H. Jendrial, denyutnya mulai terasa ke cabang-cabang dan amal usaha.
Respon luar biasa juga datang dari Pasaman Barat. Tiga tokoh jurnalis dan literasi kebanggaan Muhammadiyah Pasbar; Denni Meilizon, Ardinan, dan Gusmizar, bahkan terlihat tak sabar lagi menunggu hari esok untuk menjemput Ruh Jurnalisme Muhammadiyah itu.
Ketiganya didukung pula oleh tokoh-tokoh muda yang sangat enerjik, seperti Ahda Fitri, Indra Padri, Alwizra, Suroyo, Andris, Ervina, Yaumul Mizan, dan lain-lain. Dukungan juga terlihat dari Ketua PDM Ronaldi dan jajaran pimpinan lainnya.
“Ini tak bisa ditunggu lama-lama. Kita harus melakukan percepatan untuk mengaplikasikannya,” komentar Denni yang juga dikenal sebagai seorang pegiat literasi di Sumatera Barat.
Sebagai lembaga yang menjadi pelopor pengembangan jurnalisme di Indonesia, ditandai dengan kehadiran Suara Muhammadiyah dengan para wartawan pejuangnya yang handal sejak awal abad 19, jurnalisme di Muhammadiyah jauh lebih dahulu dari jurnalisme Indonesia.
Semoga fakta sejarah itu akan semakin menggelorakan semangat jurnalisme di Muhammadiyah Sumbar. Mari kita ‘demamkan’ Sumbar dengan suguhan informasi terpercaya dan enak dibaca dari MenaraMu.(MUSRIADI MUSANIF, wartawan utama, pemimpin redaksi MenaraMu dan kiprahkita.com)