Menu

Mode Gelap
Sukseskan Muktamar XX, Kader IMM Sumbar Siap Gebrak Palembang Audiensi HW ke UM Sumbar: Sinergi Musywil dan Milad ke-105 Aisyiyah Rekomendasikan Perbaikan Pemilu, Simak di Sini Tim MenaraMu Laporkan Pengembangan Media di Pleno PWM Pilkada Halal dan Bermartabat

berita · 24 Okt 2023 16:01 WIB ·

Keltan At-Tanwir Milenial Binaan Muhammadiyah Mulai Bertransformasi ke Sistem Pertanian Organik


 Sosial pertanian organik oleh Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura provinsi di kelompok tani At-Tanwir Milenial Solok binaan Muhammadiyah.(Ist) Perbesar

Sosial pertanian organik oleh Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura provinsi di kelompok tani At-Tanwir Milenial Solok binaan Muhammadiyah.(Ist)

Solok – Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang berorientasi pada pemanfaatan bahan-bahan alami (lokal) tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis seperti pupuk, pestisida (kecuali bahan yang diperkenankan).

Pertanian organik dinilai lebih menguntungkan, karena nilai jual produknya lebih tinggi dibanding produk pertanian anorganik. Selain itu teknik pertanian ini juga lebih sehat serta biaya yang di keluarkan jauh lebih rendah.

Hal itu di sampaikan oleh Yuswarti dari Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Sumatera Barat saat melakukan sosialisasi pertanian organik kepada Kelompok Tani At-Tanwir Milenial, di Sungai Nanam, Kabupaten Solok, Minggu (24/10/2023).

Menurutnya, Petani harus bertransformasi ke pertanian organik, ia menyarankan untuk menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, dan pupuk yang di hasilkan dari fermentasi dan pengomposan.

Baca Juga:  PDM Agam Tuntaskan Pembentukan Majelis dan Lembaga

“Sudah saatnya kita beralih menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, dan pupuk yang di hasil dari fermentasi dan pengomposan, itu jauh lebih baik di bandingkan menggunakan pupuk kimia,” ungkapnya.

Yuswarti mengingatkan, penggunaaan pupuk kimia secara terus menerus dapat merusak kesuburan tanah. Saat ini dari 100 persen pupuk kimia hanya 49 persen saja zat yang dibutuhkan oleh tanah, selebihnya adalah zat pengikat zat terkandung dalam pupuk kimia tersebut.

Sementara itu Anggota Keltan At-Tanwir Milenial Doni Putra mengatakan, Kelompok taninya saat ini sudah beralih ke pertanian semi organik. Anggota kelompok sudah menggunakan 70 persen pupuk organik dan 30 persen pupuk kimia.

“Saat ini kami sudah mulai melakukan pertanian semi organik, dimana kami hanya menggunakan 30 persen saja pupuk kimia kemudian 70 persen pupuk organik seperti pupuk kandang dan kompos” ungkapnya.

Baca Juga:  Cetak Kader Penerus, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Solok Gelar DAD

Turut hadir dalam pertemuan itu, Zainal Bakri dari Laboratorium Pengamatan Hama dan penyakit (LPHP) Kabupaten Solok dan Samsurizal dari Pengendali Organisasi Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Lembah Gumanti. (Endrio)

Artikel ini telah dibaca 80 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Wirid Priodik Muhammadiyah dan Aisyiyah Bawa Perubahan Untuk Berkemajuan

25 Februari 2024 - 23:11 WIB

Peristiwa Israk Mi’raj Merupakan Momen Penting dalam Sejarah Islam

23 Februari 2024 - 12:01 WIB

Prof. Masri Mansoer: Solok Butuh Pemimpin dengan Ciri Ini

22 Februari 2024 - 19:55 WIB

Ponpes Al Kautsar Studi Komparatif ke Tiga Negara

21 Februari 2024 - 16:31 WIB

Muhammadiyah Sumbar Gelar Konsolidasi ke-PCM di Solok Selatan

20 Februari 2024 - 22:12 WIB

Baitul Arqam PCM dan PCA di Solsel Bakar Semangat Bermuhammadiyah

20 Februari 2024 - 22:10 WIB

Trending di Daerah