– Islam diturunkan ke bumi adalah untuk menjadi rahmah bagi seluruh alam (rahmatan lil-‘alamin) agar manusia bisa hidup antara sesama dengan penuh kecintaan, kedamaian serta kesejahteraan, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmah bagi semesta alam.” [Q.S. al-Anbiya’ (21): 107].
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيراً وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” [Q.S. Saba’ (34): 28].
Kedua ayat tersebut menegaskan bahwa Islam adalah agama universal, agama yang membawa rahmah bagi seluruh alam, baik itu alam manusia, tumbuhan, binatang, jin, malaikat maupun seluruh jagad raya. Islam juga agama yang mengatur seluruh lingkup kehidupan umat manusia, baik kehidupan individu, keluarga, masyarakat maupun bangsa. Islam juga mengatur seluruh aspek kehidupan seperti aspek spiritual, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Islam agama rahmah. Rahmah (bahasa Arab: rahmah) menurut al-Asfahani adalah riqqah taqtadli al-iḥsan ila al-marhum, perasaan halus (kasih) yang mendorong memberikan kebaikan kepada yang di- kasihi. Dalam penggunaannya, kata rahmah dapat mencakup kedua batasan itu dan bisa juga hanya mencakup salah satunya, rasa kasih atau memberikan kebaikan saja. Islam adalah satu tatanan kehidupan, sehingga ketika dinyatakan sebagai rahmah bagi seluruh alam, berarti agama itu mengasihi dan memberikan kebaikan secara nyata kepada seluruh alam. Islam yang diidealkan Al-Qur’an adalah Islam yang membawa rahmah bagi seluruh alam. Rahmah merupakan ajaran yang fundamental dan universal yang selalu mewarnai setiap nafas, gerak, langkah, aktivitas muslim-muslimah, organisasi, gerakan, ma- syarakat Islam maupun kebijakan-kebijakan negara.
Islam agama rahmah ini sejalan dengan sifat ketuhanan dalam Islam yang menyatakan bahwa Allah memiliki sifat rahmah (sifat kasih) seperti yang dinyatakan Allah sendiri dalam surat al-An’am (6): 12,
قُلْ لِمَنْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلْ لِلَّهِ كَتَبَ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ
“Katakanlah! Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi? Katakanlah, “Kepunyaan Allah”. Dia telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang.”
Firman itu menunjukkan bahwa sifat dasar Allah adalah cinta-kasih. Sifat-sifat yang lain dan perbuatan-perbuatan-Nya didasarkan pada sifat dasar itu, sehingga ketika memperkenalkan sifat- Nya dalam al-Fatihah, surat pertama dan bagian dari Al-Qur’an yang paling banyak dibaca umat Islam, Allah sampai dua kali menyebut sifat-Nya sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Pertama, dalam ayat pertama sebagai perkenalan pertama, dan kedua dalam ayat ketiga sebagai penegasan cinta-kasih-Nya dalam menciptakan dan memelihara alam semesta. Oleh karena itu wajar jika risalah Islam yang diwahyukan sebagai bagian dari perbuatan-Nya memelihara alam semesta pun merupakan agama rahmah, agama cinta kasih.
Paradigma itu juga sejalan dengan paradigma kerasulan Nabi Muhammad Saw.. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim beliau menegaskan kerasulannya sebagai rahmah, bukan sebagai laknat,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَدْعُ عَلَى الْمُشْرِكِينَ قَالَ إِنِّي لَمْ أَبْعَثُ لَعَانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً [رواه مسلم].
Dari Abu Hurairah r.a. [diriwayatkan], ia berkata, kepa- da Rasulullah dikatakan, “Berdoalah untuk keburukan orang-orang musyrik!” Beliau menjawab, “Saya diutus tidak untuk menjadi pelaknat. Saya diutus hanyalah un- tuk menjadi rahmah” [H.R. Muslim].
Rasul diutus hanya untuk menebarkan rahmah yang akan mewujudkan kenikmatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Islam rahmatan lil-alamin, nampak dalam seluruh kepribadian Muhammad Saw. sebagai Nabi dan Rasulullah yang terakhir. Ajaran yang disampaikan Muhammad Saw. dan kepribadian beliau, baik itu ucapan, perbuatan, sikap dan seluruh totalitas beliau adalah rahmah dan teladan bagi seluruh umat manusia. Keluarga Muhammad Saw. mencerminkan kesempurnaan penerapan Islam pembawa rahmah dalam kehidupan keluarga. Nabi Saw. menunjukkan bahwa dengan rahmah dapat terpenuhi hajat manusia untuk meraih ketenangan, ketenteraman serta mewujudkan karakter kejujuran, keadilan, kesetaraan, saling tolong-menolong dengan landasan takwa.
Sumber : Tuntunan keluarga Sakinah Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, penerbit Suara Muhammadiyah.