Jakarta – Mutu pendidikan berbanding lurus dengan minat masyarakat untuk menitipkan anak-anaknya belajar di suatu lembaga pendidikan. Sekolah yang berkualitas niscaya tidak mengalami kekurangan murid.
Mengingat kondisi itu, Majelis Pendidikan, Dasar, Menengah, dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen PNF) mengupayakan peningkatan kualitas di seluruh lembaga pendidikan Persyarikatan.
Apalagi bagi Muhammadiyah, peningkatan jumlah murid di sisi yang lain artinya adalah memperluas ideologi berkemajuan sekaligus mencetak kader-kader potensial untuk Persyarikatan.
Demikian jelas Ketua Majelis Dikdasmen PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Didik Suhardi dalam perbincangan di kanal youtube Suyanto.id, Rabu (6/9)/3023) seperti dilansir Muhammadiyah.or.id.
“Fokus kami memang bagaimana meningkatkan mutu karena kami yakin kalau mutunya ini kita tingkatkan insyaAllah nanti dampaknya akan luar biasa. Terutama adalah jumlah murid yang semakin besar karena kalau jumlah murid semakin besar ini tentu merupakan ladang dakwah yang luar biasa,” tuturnya.
“Karena kalau kita mulai dari PAUD sampai dengan pendidikan menengah bisa melakukan penanaman nilai-nilai Kemuhammadiyahan dengan baik, sistematis, terstruktur, InsyaAllah nanti Muhammadiyah tidak akan kehilangan kader-kader yang militan, kader-kader yang handal untuk bisa membawa program Muhammadiyah di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Namun, Didik menyebut kendala yang dihadapi untuk akselerasi kualitas ini sebagian besar terletak pada aspek infrastruktur mengingat perhatian utama Muhammadiyah selama ini adalah memberikan akses pendidikan bagi masyarakat yang mustadh’afin dan tidak memiliki kemampuan ekonomi.
Karenanya, Majelis Dikdasmen PNF kata dia sedang mencari formulasi yang tepat sekaligus mendorong agar sekolah-sekolah di Muhammadiyah saling berta’awun dengan Amal Usaha Muhammadiyah yang lebih maju agar peningkatan kualitas dapat direalisasikan.
“Kenapa sharing resources ini perlu kita lakukan karena memang sumber daya setiap sekolah kita itu sangat berbeda. Ada sekolah-sekolah yang sudah sangat bagus, tapi juga ada sekolah-sekolah yang memang belum optimal karena memang yang dilayani segmennya adalah masyarakat-masyarakat yang memang potensi ekonominya itu kurang kuat. Oleh karena ini perlu ada sharing,” kata dia.
Didik Suhardi berharap ta’awun dengan prinsip mutual partnership dapat dilaksanakan oleh setiap lembaga pendidikan di Persyarikatan pada periode 2022-2027 ini.
“Ini tantangan yang harus kita lakukan karena saya kira semangat di Muhammadiyah ini kan memang kebersamaan yang mana asetnya merupakan aset Persyarikatan. Jadi oleh karena itu rasa memiliki ini harus dijabarkan dalam rangka untuk membesarkan Persyarikatan,” imbuhnya.
“Sharing resources ini memang harus dimanfaatkan oleh Muhammadiyah karena sekarang sudah zamannya kita kolaborasi. Kalau nggak kolaborasi ya tentu kita akan ketinggalan,” tegas Didik.(afn)