YOGYAKARTA – Dalam acara Global Forum for Climate Movement pada Sabtu (18/11), Ketua PP ‘Aisyiyah Salmah Orbayinah mengatakan, ‘Aisyiyah berkomitmen untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Ia mengakui, perlu tindakan kolektif di tengah tantangan lingkungan.
Dalam kolaborasi internal, ‘Aisyiyah mengintegrasikan visi hijau mereka melalui berbagai entitas dalam Muhammadiyah, seperti sekolah, masjid, universitas, dan komunitas ‘Aisyiyah di tingkat ranting. Salah satu inovasi utama menurut Salmah adalah konsep Bank Sampah.
Melibatkan masyarakat sebagai penabung, konsep Bank Sampah ini menggambarkan pengumpulan dan pemilahan sampah padat dengan memperkenalkan sistem perbankan. Pelanggan, atau penabung, memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya akan dikembalikan dengan nilai sampah yang setara. Sampah tersebut kemudian dijual kepada pabrik atau agen daur ulang atau diolah oleh agen upcycling lokal.
Inisiatif itu tidak hanya terbatas pada lingkup internal organisasi. ‘Aisyiyah juga menggalang kerja sama dengan berbagai pihak eksternal. Dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), BMKG, Pemerintah Daerah DKI, dan Kementerian PPPA, ‘Aisyiyah meluncurkan gerakan penanaman pohon dengan target mencapai 50.000 pohon di 15 provinsi. Kolaborasi ini melibatkan berbagai entitas dan pihak terkait dalam upaya pelestarian lingkungan.
Selain itu, ‘Aisyiyah juga menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melatih fasilitator dalam upaya pelestarian dan konservasi lingkungan. Melibatkan partisipan dari 29 provinsi, pelatihan ini bertujuan untuk membangun kapasitas masyarakat dalam melindungi sumber daya alam.
‘Aisyiyah tidak hanya berbicara tentang perlindungan lingkungan dan pengurangan risiko bencana. Mereka turut berpartisipasi aktif dalam membahas dampak perubahan iklim dengan BMKG dan melakukan advokasi untuk mengurangi penggunaan plastik di pasar tradisional.
Tidak hanya sebatas inisiatif nasional, ‘Aisyiyah juga melibatkan diri dalam upaya bersama lintas wilayah. Pada tingkat daerah, ‘Aisyiyah terlibat dalam acara Jambore (Pemuda ‘Aisyiyah Jawa Tengah) yang bertujuan untuk melibatkan pemuda dalam pelestarian lingkungan dan pengurangan risiko bencana.
Puncaknya, hari ini (18/11), kata Salmah, ‘Aisyiyah meluncurkan Green Pesantren yang didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Melibatkan 1.500 pesantren dengan gerakan senam massal, Green Pesantren menjadi wujud nyata dari komitmen ‘Aisyiyah terhadap keberlanjutan lingkungan.
Sebagai salah satu gerakan paling progresif, ‘Aisyiyah memimpin kampanye untuk mengurangi plastik dengan menerapkan prinsip 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle.
‘Aisyiyah tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak, menyebarkan selebaran dan spanduk untuk mengedukasi masyarakat tentang pengurangan limbah plastik selama Ramadan dan Idul Adha. Melibatkan sekolah, masjid, universitas, rumah sakit/klinik, kampanye ini menjadi langkah nyata dalam menciptakan kesadaran akan konsumsi plastik yang berlebihan. (ni/muhammadiyah.or.id)