PADANG PANJANG – Menindaklanjuti Surat Edaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Padang Panjang Batipuh X Koto (Pabasko), Nomor 086/III.O/SRN/2024 tentang kesiapsiagaan warga Muhammadiyah, Rabu (17/1/2024), digelar rapat koordinasi.
Rapat itu diikuti Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sumbar Portito beserta Sekretaris M. Hafidz Mahendra dan tim, Pj. Ketua PDM Pabasko Musriadi Musanif beserta Sekretaris Yandri Naga, Sekretaris MDMC Pabasko Abril beserta seluruh anggota dan relawan, Ketua PCM Padang Panjang Timur Firdaus, Ketua PCM X Koto Wahyu Salim, Sekretaris PCM Batipuh Ahmad Fitri, dan stakeholder terkait.
Pada rapat yang dilaksanakan di ruang pertemuan SMP Muhammadiyah Kauman itu, MDMC Sumbar menerima laporan dari semua elemen terkait di lapangan, khususnya jajaran MDMC Pabasko dan PCM se-Pabasko, yang daerahnya terdampak erupsi Gunung Marapi.
Portito menegaskan, kendati terbilang masih aman dari jangkauan erupsi, tapi sesungguhnya Padang Panjang bisa juga terdampak langsung, karena tidak bisa diprediksi.
“PDM Pabasko memiliki wilayah kerja terdekat dengan kawah Gunung Marapi, yaitu Batipuh dan X Koto. Kami minta PDM Pabasko harus siaga. Semua kemungkinan bisa terjadi. Kita harus membuat berbagai prosedur yang mudah diaplikasikan ketika bencana tiba,” ujarnya.
Langkah awal, Portito meminta MDMC Pabasko bersama PCM se-Pabasko memetakan kawasan terdampak langsung dan tidak terdampak langsung. Lalu, kebutuhan yang harus disiapkan, baik ketika ada bencana maupun tidak.
Sementara Musriadi dalam arahannya menjelaskan, pada dasarnya MDMC Pabasko sudah siap untuk beroperasi. Namun agar langkah taktis itu menjadi strategis, sebutnya, maka dibutuhkan dukungan dan arahan dari MDMC Sumbar, selaku lembaga resmi Muhammadiyah untuk urusan kebencanaan, yang sudah memiliki pengalaman dan keterampilan.
“Untuk pusat pengendalian operasi atau posko induk, bisa kita siapkan di Komplek Masjid Taqwa Kauman, tapi untuk pos pelayanan, kita harapkan dikondisikan oleh PCM, baik di Batipuh maupun di X Koto,” katanya.
Menurut wartawan utama itu, pemetaan total harus dilakukan, termasuk logistik, dapur umum dan tata cara pendistribusiannya.
Dia menekankan, MDMC berposisi sebagai pendukung pemerintah, bukan pelaku utama seperti yang menjadi tanggung jawab pemerintah.
“Ada peran yang harus dimainkan dalam urusan ini. Pengalaman MDMC selama ini di daerah lain, tentu bisa kita aplikasikan pula di Pabasko, kendati format bencananya berbeda,” ujarnya.
Para ketua PCM terdampak di Pabasko yang hadir pada rapat itu, sepakat mengusulkan, langkah cepat yang harus dilakukan adalah penyediaan masker. Sebab, erupsi Gunung Marapi yang kini berstatus Level III (Siaga) itu terjadi tiap sebentar.
Hujan abu vulkanik kerap terjadi. Ketika diguyur hujan, abu itu berubah menjadi lumpur, tapi beberapa jam setelah hujan, lumpur itu kembali mengering dan beterbangan kemana-mana. Untuk itu, tegas Wahyu, ketersediaan masker dalam jumlah cukup perlu jadi perhatian.
Pada kesempatan itu, MDMC Sumbar menyerahkan bantuan sepuluh dus masker, separoh di antaranya langsung didistribusikan kepada pada siswa di Komplek Perguruan Muhammadiyah Kauman. Selebihnya, relawan MDMC Pabasko akan mengantarkannya kepada warga Muhammadiyah dan masyarakat terdampak.(MUSRIADI)