PADANG PANJANG – Seluruh anggota pimpinan pada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), Padang Panjang Batipuh X Koto (Pabasko), Jumat-Ahad (9-10/12), mengikuti kegiatan perkaderan pimpinan Baitul Arqam.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat Dr. Bakhtiar, M.Ag, dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan, yang berlangsung di Hotel Muhammadiyah Komplek Masjid Taqwa Kauman Padang Pajang menegaskan, Baitul Arqam menjadi program prioritas dan keharusan untuk diikuti oleh pimpinan.
“Ini program kita sejak dari tingkat pusat hingga ke ranting. Program ini juga akan menyasar seluruh pimpinan dan karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Ini penting karena berkaitan dengan ideologi Muhammadiyah,” ujarnya.
Bakhtiar menegaskan, sebagaimana diberitakan kiprahkita.com, melalui program Baitul Arqam bagi pimpinan PDM dan PDA, percepatan gerakan persyarikatan bisa terus ditingkatkan, sehingga Muhammadiyah di Sumatera Barat kembali bangkit, mengembangkan ideologi Muhammadiyah bagi segenap keluarga besarnya, serta mendorong kekompakan dalam kepemimpinan.
Sementara itu, Ketua Majlis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani PWM Sumbar Nasrul A mengatakan, ada pihak yang membangunkan pimpinan Muhammadiyah, melalui statemennya terkait dengan kekurangan kader dan menurunnya jumlah jamaah.
“Statemennya membangunkan kita. Mendorong kita untuk segera bangkit menata kembali persyarikatan ini. Faktanya, Muhammadiyah adalah organisasi terkaya di dunia. Tapi tidak apa-apa, sorotan itu akan kita jawab dengan percepatan gerakan dan karya nyata, salah satunya adalah melalui Baitul Arqam bagi pimpinan ini,” ujarnya.
Nasrul menegaskan, PWM Sumbar dengan dukungan seluruh jajaran persyarikatan berupaya memasifkan gerakan Baitul Arqam, sebagai langkah memperkukuh persyarikatan, peneguhan ideologi, konsolidasi persyarikatan, dan usaha memajukan para kader.
Target kita, tegasnya, pada periode kepemimpinan 2022-2027, PWM Sumbar mengupayakan terlaksanya seribu perkaderan. Dengan demikian, sebutnya, diharap terjadi peningkatan gairah bermuhammadiyah, memetakan persoalan organisasi, dan mencarikan solusi atas semua persoalan itu.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pabasko Musriadi Musanif dalam laporannya menyampaikan terima kasih kepada PWM Sumbar, karena telah menurunkan tim terbaik untuk melakukan pembinaan ideologi dan manajemen bagi anggota PDM-PDA Pabasko, baik instruktur maupun narasumber.
Musriadi juga menyatakan, dinamika kekaderan di daerah Pabasko, memang agak berbeda dengan daerah-daerah lainnya di Sumbar.
“Di Pabasko ini, kader-kader Muhammadiyah dididik dan dilatih. Mereka berasal dari puluhan provinsi di Indonesia. Ada juga dari luar negeri. Di Kauman sebagai basis kaderisasi Muhammadiyah Pabasko, mereka dibina, diasuh, dan dilatih. Tapi kemudian, setelah tamat akan kembali ke daerah masing-masing atau pindah ke daerah lain untuk berkiprah,” ujarnya.
Setelah itu, imbuhnya, proses perkaderan dan pengkaderan dimulai lagi dari nol. Selesai lagim pergi lagi, dan mulai lagi. Begitulah terus-menerus sejak Hamka, Saalah Jusuf Dt. Mangkuto, RI Dt. Sinaro Panjang, H. Harun ‘l Maa’any, H. Djohan Nurdi, hingga periode Dr. H. Zulkarnaini saat ini.
Kendati kemudian berdampak terhadap denyut nadi persyarikatan, namun menurutnya, proses pengkaderan dan perkaderan tetap dilakukan. Kini, sebutnya, dengan kekuatan Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah, maka langkah-langkah penciptaan kader persyarikatan semakin masif.
Baitul Arqam PDM-PDA Pabasko menghadirkan sejumlah narasumber yang ditetapkan PWM Sumbar, di antaranya Dr. Mursal, H. Zaitul Ikhas, M.Si., Ki Jal Atri Tanjung, MH., Muhammad Najmi, Afrijal Harun, Dr. Zaim Rais, Dr. Sobhan Lubis, Yosmeri Yusuf, Delvina, M.Pd., dan Marhadi Efendi.(mus)