YOGYAKARTA – Forum lingkungan internasional, Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation resmi dibuka.
Kegiatan dalam rangkaian Milad ke-111 tahun Persyarikatan Muhammadiyah itu digelar di Green Campus, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Jumat (17/11).
Dalam sambutannya, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyebut ,ada 13 negara yang terlibat sebagai pembicara forum. Mereka memiliki kapasitas sebagai akademisi, praktisi, sekaligus pembuat kebijakan (policy maker).
Tiga belas negara yang terlibat itu antara lain Malaysia, Filipina, Singapura, Belanda, Kenya, Papua Nugini, Inggris, Australia, Maroko, Norwegia, Jepang, Amerika Serikat, dan Vatikan.
“Muhammadiyah ingin membawa isu ini sebagai komitmen bersama untuk menyelamatkan dan merawat lingkungan. Sebab ini adalah tanggung jawab kita sebagai manusia dan tanggung jawab sebagai muslim yang diberi tugas menjadi khalifatullah (wakil Tuhan) untuk merawat lingkungan dan menciptakan kemakmuran di muka bumi,” ujarnya.
Perhatian serius Muhammadiyah terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim, kata Mu’ti sebetulnya telah dibawa lewat forum Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015. Pada sisi praktis, lembaga pendidikan Muhammadiyah bahkan telah banyak yang menyisipkan kurikulum terpadu untuk aksi penyelamatan lingkungan. Tak heran, pada penyelenggaraan milad ke-111 tahun ini, Muhammadiyah membawa tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”.
Adapun sasaran utama forum global ini, menurut Mu’ti adalah untuk menemukan pendekatan alternatif baru yang lebih praktis, sehingga gerakan untuk menyelamatkan bumi dapat lebih berdampak luas.
“Ini isu yang sangat kompleks karena menyangkut teologi, ekologi, sekaligus budaya. Tapi kami di sini ingin membawa pada yang lebih praktis dalam rangka kita bisa mengontribusikan perubahan iklim tidak hanya dari perspektif intelektual tapi juga sebagai gerakan untuk menyelamatkan bumi,” jelasnya.
Kegiatan itu terselenggara berkat kolaborasi Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, Lembaga Hubungan dan Kerja sama Internasional (LHKI) PP Muhammadiyah, dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Pada forum itu juga hadir tiga organisasi internasional, yaitu United Nations Development Programme (UNDP), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP), dan European Union (EU).
Selain MLH, LHKI, dan Kemenlu, mitra yang turut andil dalam penyelenggaraan forum ini adalah ViriyaENB, UAD, Bank Syariah Indonesia (BSI), dan LazisMu. Mu’ti mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas kerja sama dan kontribusi pihak-pihak tersebut.
Menutup sambutannya, Mu’ti mengundang seluruh pembicara internasional untuk ikut hadir pada Puncak Milad 111 Muhammadiyah pada Sabtu, 18 November esok di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Mu’ti juga mengenalkan pada hadirin kopyah berlogo Muhammadiyah yang diciptakan dari bahan daur ulang sebagai contoh komitmen Muhammadiyah merawat lingkungan.
“Jadi kami sudah memberi contoh bagaimana inisiatif sudah dbuat dan bagaimana Muhammadiyah memulai inovasi dengan menggunakan bahan daur ulang untuk menjadi produk kreatif,” pungkasnya. (ni/muhammadiyah.or.id)