PADANGPANJANG – Dalam rangka merayakan Hari Sumpah Pemuda ke-95, Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah menggelar seminar Nasional bersama Abdul Hadi Hamka.
Abdul Hadi Hamka, merupakan cucu buya Hamka dari ibu bernama Prof. Aliyah Hamka (Almh). Mengangkat tema “Gagasan Literasi Hamka Tentang Semangat Kepemudaan Indonesia”, acara tersebut dihadiri 500an peserta dari siswa-siswi SLTP/MTs se Pabasko, Pegiat Literasi Padang Panjang dan pengelola TBM se Kota Padang Panjang, Sabtu (28/10).
Bertempat di aula buya AR Sutan Mansyur, acara dibuka secara resmi oleh Staff Ahli bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Nofiyanti, S.STP, MM. Dalam sambutannya, Nofiyanti mengulas tentang hubungan Buya Hamka dengan kota Padang Panjang. Ulama kharismatik itu sebutnya, merupakan salah satu ikoon sejarah di kota Padang Panjang.
“Seperti yang kita ketahui bersama, jika orang berbicara tentang buya Hamka maka tidak terlepas dari kota Padang Panjang. Karena Hamka hidup dan tumbuh di kota Padang Panjang. Buktinya adalah warisan pendidikan di Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah ini,” sebutnya.
Ditambahkannya semangat keliterasian yang diwarisi buya Hamka menjadikan Padang-Panjang sebagai tujuan wisata literasi bagi masyarakat, tidak hanya dalam negri tapi juga luar negri. Bahkan sebutnya dalam keseriusan kota Padang-Panjang untuk menjadi salah satu destinasi literasi, dinas Perpustakaan dan Arsip membuatkan pojok Hamka yang mana isinya adalah karya-karya buya Hamka.
“Jika hari ini kita ingin melihat karya-karya buya Hamka, semuanya lengkap di Perpustakaan daerah. Ada pojok karya buya Hamka di sana,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut Nofiyanti juga menyampaikan permintaan maaf dari PJ Walikota yang tidak bisa menghadiri kegiatan ini karena diwaktu bersamaan sedang berlangsung Upacara peringatan hari Sumpah Pemuda di Balikota.
“Salam maaf dari PJ Walikota kami sampaikan karena saat ini sedang berlangsung upacara peringatan hari Sumpah Pemuda di Balikota. Secara pemerintahann kami ucapakan selamat datang kepada Bapak Abdul Hadi Hamka. Selamat datang Pak, inilah kota dimana Buya Hamka menjalani proses kehidupan beliau,” ucapnya.
Dr. Derliana dalam sambutannya mengatakan bahwa momentum peringatan sumpah pemuda mesti dibarengi dengan semangat kepemudaan yang telah dahulu dicontohkan oleh para pahlawan. Salah satunya oleh Buya Hamka. Sebagai pahlawan Nasional Buya Hamka telah mengukir sejarah dengan tinta perjuangan lewat tulisan dan dakwahnya. Derliana juga berkisah bahwa Buya Hamka dan Kauman merupakan fakta sejarah yang tidak bisa dilepas atau dipisahkan. Ia menekankan kepribadian buya Hamka, cara hidup buya Hamka berawal dari Pondok Pesantren Kauman yang dulu bernama Tabligh School.
“Hamka dalam perjalanan hidupnya tidak bisa lepas dari Kauman. Bagaimana lika liku kehidupan Hamka itu berada di Kauman. Kita mengangkat ini semua untuk mengenang kembali sosok buya Hamka. Masa muda Hamka hingga masa-masa paling sulit Hamka, Ia habiskan di Kauman ini,” jelasnya.
Selain Abdul Hadi Hamka sebagai pemateri dari pihak keluarga, kegiatan ini juga mengundang sejarawan Sumatra Barat, Fikrul Hanif Sufyan. Sejarawan yang dikenal dengan tulisan-tulisannya tentang gerakan propagandais di daerah Pabasko ini membuka tabir kehidupan Hamka selama di Kauman. (Endrio/source: suaramuhammadiyah.id)