Sarilamak – Ratusan kader dan warga hingga simpatisan Muhammadiyah Luhak Limapuluh Kota menghadiri pengajian bulanan di Masjid Nurul Yaqin Muhammadiyah Jorong Batu Nan Banyak Nagari Halaban, Ahad (20/8).
Pengajian di masjidyang telah beridiri sejak tahun 1930 itu menghadirkan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tanah Datar, Dr. H. Akhi Andriyaldi, MA.
Selain warga persyarikatan, juga hadir Camat Lareh Sago Halaban, Walinagari Halaban, pengurus Kerapatan Adat Nagari Halaban, Majelis Ulama Nagari Halaban, pengurus dan jama’ah masjid/mushalla se-Kenagarian halaban.
Camat Lareh Sago Halaban, Wahyu Marmora menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan Muhammadiyah Limapuluh Kota. Menurut alumni Fakultas Hukum UM Sumbar itu, kegiatan Muhammadiyah itu sangat sesuai dengan visi kabupaten Limapuluh Kota, menuju Limapuluh Kota Madani.
“Selamat datang kepada seluruh warga Muhammadiyah di daerah kami. Terimakasih kepada Muhammadiyah Limapuluh Kota yang telah menjadikan masjid di Halaban ini sebagai tuan rumah pengajian bulanan Agustus,” ungkap Marmora dalam sambutannya.
Ketua PDM Limapuluh Kota, Yusmar Khalif menyampaikan, pengajian merupakan kegiatan rutin bulanan yang dilaksanakan setiap pekan ketiga dan dilaksanakan secara bergilir di setiap Cabang Muhammadiyah.
Selain pengajian bulanan tingkat daerah, terang Yusmar, di Muhammadiyah juga ada pengajian di tingkat cabang dan ranting. Pelaksanaannya bergilir di masing-masing masjid yang ada di cabang dan ranting.
“Di Muhammadiyah, pengajian ini merupakan ruh dari persyarikatan. Untuk itu, perlu kita semarakkan dan ikuti dengan baik,” ajak Yusmar.
Agama yang Memerdekakan
Sementara itu, Ustadz Andriyaldi dalam tausyiahnya menyampaikan, Islam merupakan agama yang memerdekakan manusia. Islam sebagai agama yang membawa manusia sesuai fitrahnya menuju kebahagiaan hakiki.
“Kita bersyukur dengan adanya dakwah Rasulullah sampai kepada kita. Sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup dalam jalan kebenaran”, ucap ketua komisi Fatwa MUI Tanah Datar itu.
Menurutnya, Kemerdekaan hakiki itu yakni ketika manusia dapat hidup sesuai fitrah yang telah Allah tetapkan. Allah telah ciptakan manusia secara sempurna dengan segala potensi.
“Ketika kita mampu hidup sesuai kehendak Allah, berarti kita telah merdeka”, sambung dosen UIN Bukittinggi itu.
Ustadz Kelahiran Koto Kociak Limapuluh Kota itu juga menyampaikan, warga Muhammadiyah merupakan orang-orang yang mengedepankan ilmu secara benar dan berfikir logis serta selalu berada dijalan washatiyah dalam berfikir keagamaan.
“Saat sekarang ini banyak tantangan dakwah persyarikatan. Secara keagamaan saja kita dihadapkan oleh permasalahan-permasalah yang sesungguhnya tidak perlu untuk dibahas di depan umum, terutama masalah fiqh,” ucapnya.
Ia juga mengajak seluruh warga Muhammadiyah untuk menghargai berbagai perbedaan, termasuk dalam hal fiqh. Jangan menjadikan perbedaan sebagai jurang pemisah dan saling menyalahkan.
“Jangan hanya karena perbedaan mazhab menjadikan kita berpecah belah. Tetapi, masih banyak persoalan keumatan dan sosial kemasyarakatan lainnya yang perlu kita selesaikan seperti LGBT dan lainnya,” tutupnya.
Di akhir pengajian, Sekretaris PDM Limapuluh Kota Wengki Chaniago juga tidak lupa mengingatkan semua PCM untuk segera menyelenggarakan Musyawarah Cabang untuk periode 2022-2027.
“Diharapkan kepada PCM yang belum menyelenggarakan Musycab agar segera melaksanakan musycab, sesuai instruksi PP, jadwal Musycab itu sampai Agustus ini” ucap Wengki.
Untuk pengjian bulanan PDM Limapuluh Kota selanjutnya akan dilangsungkan di daerah ranting Pauah Sangik, Cabang Muhammadiyah Akabiluru.(W)