Solok, Klikpositif – Cabang Muhammadiyah Muaro Paneh Bukit Sundi Kabupaten Solok merintis usaha perkebunan nilam. Tanaman Atsiri itu dinilai memiliki potensi ekonomi cukup tinggi.
Pada tahap awal, PCM bersama warga Muhammadiyah akan melakukan penanaman sebanyak lebih kurang 1000 batang di lahan yang disewa seluas setengah hektare.
Ketua PCM Bukit Sundi, Ir. Salherizon, tanaman Nilam memiliki potensi ekonomi yang cukup bagus. Minyak hasil penyulingan juga memiliki harga jual cukup tinggi.
“Saat ini baru tertanam sekitar 200 bibit Nilam. Kita targetkan sekitar seribu batang. Nantinya akan kita lakukan penyulingan untuk menghasilkan minyak atsiri,” kata Salherizon, Kamis (6/7/2023).
Menurut insinyur lulusan Faperta Unand itu, prospek usaha tanaman nilam cukup menjanjikan. Selain cukup mudah berkembang, biaya pemeliharaan hingga usai panen juga cukup murah.
Pihaknya menargetkan, dari lahan seluas setengah hektare itu, bisa menghasilkan minimal 500 kilogram nilam basah sekali panen. Dari 100 kilogram nilam, bisa menghasilkan lebih kurang 3 liter minyak Atsiri.
“Hasil produksi Nilam tergantung kesuburan lahan. Kemudian untuk penyulingan, kita akan lakukan sendiri menggunakan alat suling yang ada. Mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.
Saat ini, harga minyak Atsiri tanaman dengan nama latin Pogostemon Cablin Benth itu cukup mahal. Bahkan, sebelum pandemi Covid-19, harganya bisa mencapai Rp1 juta rupiah per liter. Permintaan pasar juga cukup tinggi.
Ia mengharapkan, usaha pertanian yang dilakukan PCM Bukit Sundi bisa sukses dan memberikan hasil maksimal untuk persyarikatan. Juga tidak tertutup peluang usaha lainnya yang bisa dikembangkan bersama.
“Kita akan terus mencoba untuk menggali berbagai usaha yang bisa berdampak ekonomi untuk persyarikatan dan juga warga Muhammadiyah serta masyarakat,” tutupnya.(Albert)