Menu

Mode Gelap
Sukseskan Muktamar XX, Kader IMM Sumbar Siap Gebrak Palembang Audiensi HW ke UM Sumbar: Sinergi Musywil dan Milad ke-105 Aisyiyah Rekomendasikan Perbaikan Pemilu, Simak di Sini Tim MenaraMu Laporkan Pengembangan Media di Pleno PWM Pilkada Halal dan Bermartabat

Berita · 29 Jun 2023 11:01 WIB ·

Khutbah Idul Adha, Ketua PDM Payakumbuh Cerahkan Ribuan Jemaah dengan Tauhid dan Kemuhammadiyahan


 Ketua PDM Payakumbuh, Dr H Irwandi Nashir saat menjadi Khatib Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah pada Rabu (28/6/2023). (Dok.PDM Payakumbuh) Perbesar

Ketua PDM Payakumbuh, Dr H Irwandi Nashir saat menjadi Khatib Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah pada Rabu (28/6/2023). (Dok.PDM Payakumbuh)

PAYAKUMBUH – Ribuan kaum muslimin di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar), mendapat pencerahan tentang tauhid dan mengenal perjuangan hingga pemahaman persyarikatan Muhammadiyah pada momen shalat Idul Adha 1444 H yang digelar Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Payakumbuh, Rabu (28/6/2023).

Jamaah mulai memadati jalan Sudirman dan jalan A.Yani sejak pukul 6.30 pagi. Didukung cuaca yang sejuk, jamaah tampak tenang dan tertib hingga berakhirnya khutbah Idul Adha.

Bertindak sebagai imam shalat Idul Adha adalah imam tetap masjid Ansharullah Muhammadiyah Payakumbuh, Ustaz Andi Satria. Sementara khutbah disampaikan Ustaz Dr. H.Irwandi Nashir, Ketua PDM Kota Payakumbuh.

Mengawali khutbahnya, Ustaz Irwandi Nashir menjelaskan pemahaman Muhammadiyah atas dalil-dalil yang menjadi landasan penggunaan hisab sebagai cara menentukan awal bulan.

Baca Juga:  Kunjungan PDM ke Tanah Wakaf dan PT. Mitra Kerinci

“Di tengah masyarakat yang belum menguasai tulis baca dan ilmu hisab, Rasulullah SAW lebih mengedepankan kemudahan dengan menyuruh kaum muslimin di masa itu melihat langsung hilal untuk menentukan awal bulan baru,” jelasnya.

Melalui hadits tentang rukyat, lanjutnya, terdapat ‘ilat atau alasan melakukan rukyat karena keterbatasan pengetahuan hisab.

“Rukyat adalah sarana untuk menentukan waktu dan sarana dapat saja berubah demi mencapai tujuan pokok secara lebih efektif melalui penggunaan hisab,” katanya.

Penggunaan hisab, lanjut Irwandi Nashir, mendapatkan dasar-dasarnya di dalam Qur’an dan Sunnah.

“Penegasan bahwa peredaran matahari dan Bulan dapat dihitung seperti termaktub dalam surah Yunus ayat 5 bukan sekedar informasi, melainkan isyarat agar dimanfaatkan untuk penentuan bilangan tahun dan perhitungan waktu,” jelas dosen UIN Bukittinggi itu.

Baca Juga:  Musycab Terpadu Muhammadiyah Gunung Talang Rampung, Ini PCM dan PCA Terpilih

Tentang haji dan kurban, hikmah paling mendasar dalam kedua ibadah itu, jelas Irwandi Nashir, adalah peneguhan aqidah tauhid.

“Ujian keteguhan dalam bertauhid dan mendakwahkannya adalah keteladan paling penting dari Nabi Ibrahim dan keluarganya,” ungkapnya.

Ditambahkannya, akar dari segala kejahatan yang dilakukan manusia adalah kerapuhan bertauhid.

“Ketika manusia menggantungkan hatinya kepada selain Allah, maka saat itu manusia telah menyerahkan dirinya dan kehidupannya menuju kekacauan,” tegasnya. (IR)

Artikel ini telah dibaca 129 kali

badge-check

Publisher

Baca Lainnya

Wirid Priodik Muhammadiyah dan Aisyiyah Bawa Perubahan Untuk Berkemajuan

25 Februari 2024 - 23:11 WIB

Panti Asuhan Muhammadiyah/Aisyiyah Dapat Bantuan Sembako dan Bahan Kebersihan

13 Februari 2024 - 08:52 WIB

Musywil HW Sumbar Siap Digelar di Kampus 1 UM Sumbar

12 Februari 2024 - 15:32 WIB

Isi Waktu Libur, Santri Ponpes Al Kautsar Ikuti Seminar Pendidikan

11 Februari 2024 - 22:03 WIB

Dikukuhkan, Dafri Harweli Diamanahi Jabatan Ketua FGM Sumbar

10 Februari 2024 - 20:31 WIB

LazisMu Sumbar Bantu Gina Asriani Byksad, mahasiswa Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi/D3

10 Februari 2024 - 14:32 WIB

Trending di AUM